. Sahabat Yang Mengasihi: Allah Penolongku

Allah Penolongku



Syalom nama saya Maulide Sihombing saya anak 3 dari 6 bersaudara. Saya sangat bersyukur kalau saat ini saya bisa menyaksikan kebaikkan yang Tuhan kerjakan dalam keluarga saya.

Ketika itu tanggal 24 Oktober 2008 tepat hari jumat, jadwal saya harus pergi ke JDP (Jaringan Doa Pemuda) Cimahi suatu jaringan pemuda yang saya sedang layani. Sebelum saya pergi saya smpat berdiskusi dengan kedua orang tua saya yang saat itu juga ayah saya sedang berencana untuk cek kesehatan ke klinik, karena memang beberapa hari sebelumnya ayah saya merasakan sakit di bagian perut sebelah kanannya. Akhirnya ketika ayah dan ibu saya pergi ke klinik saya pun pergi ke doa, sebelum saya pergi ibu saya bilang supaya saya mendoakan kondisi ayah saya di sana.

Saat saya sedang duduk diangkutan tiba-tiba terlintas dipandangan saya sebuah ruang perawatan, lalu saya berdoa saat itu juga karena saya mengingat kondisi ayah saya. Saya berdoa agar Tuhan menjagai ayah saya. Akhirnya saat tiba di tempat doa, saat itu sudah banyak teman-teman yang berdatangan, akhirnya kami memulai doa. Ketika saya sedang menyembah Allah berbicara kepada saya bahwa Kasih Allah itu seperti sungai yang mengalir, demikian Allah akan mengalirkannya kepada saya, Allah juga berkata bahwa rahmat dan kebaikkannya selalu baru setiap pagi. Ketika Allah berbicara seperti itu, kembali saya teringat dengan kondisi ayah saya, lalu saya hanya bisa berdoa biar Allah boleh memulihkan ayah saya.

Tapi kenyataannya tidak seperti itu, ketika tiba waktunya rekan saya akan share firman, tiba-tiba adik saya menelepon dari rumah, dia bilang bahwa ayah saya tidak diperbolehkan pulang dan harus dirawat,lalu pembicaraan itu dilanjutkan kembali oleh ibu saya, dia berkata hal yang sama bahwa ayah saya harus dirawat dirumah sakit dan harus segera dioperasi malam itu juga, karena usus buntunya sudah pecah. Saat itu juga saya tersentak kaget dan sedih sekali. Lalu saya pamit kepada teman-teman yang sedang doa dengan hanya satu pesan tolong doakan ayah saya yang malam ini akan menghadapi proses operasi. 

Lalu saya bersegera pergi ke umah sakit, sesampainya saya disana, ayah saya sudah berada di ruang UGD, kami masuk pukul 8 malam dan ayah saya harus diopersi pukul 10 malam itu juga. Dokter memanggil saya untuk menandatangani surat pernyataan persetujuan agar ayah saya diopersi. Saat itu saya bingung karena semuanya serba tiba-tiba. Saya sempat merasakan takut,karena ini baru pertamakalinya kaluarga kami mengalami proses operasi, saya khawatir dari mana keluarga kami mendapatkan biaya yang begitu besar karena dokter sempat berbicara kepada saya kalau biaya yang kami butuhkan untuk operasi tersebut sekitar 10 – 15 Juta. Karena jikalau usus yang sudah pecah ini sudah menyebar meracuni semua organ artinya pembedahan yang dilakukan cukup panjang.

Dari atas ke bawah,tetapi apabila pecahnya usus belum menyebar pembendahan dilakukan tidak terlalu panjang
Ketika saya mau menandatangani surat pernyataan tersebut saya benar-benar takut, ini semua suatu keputusan yang tidak mudah buat saya, kalau saya melangsungkan operasi tersebut saya berpikir dari mana biayanya, kalau saya tidak melangsungkan operasi tersebut saya langsung melihat kepada ayah saya,dalam hati saya berbicara bagaimana dengan kondisi ayah saya, yang saat itu sudah menangis karena kesakitan. 

Saya hanya punya beberapa detik untuk berdoa, dan saya memanfaatakan waktu itu, saya hanya berseru “Tuhan Yesus tolong kami”. Saat itu juga ada sebuah kekuatan besar yang melingkupi saya. Akhirnya saya menandatangani surat tersebut. Lalu saya masuk keruangan ayah saya dan ayah saya berkata ,maafin papah sampai papah harus diopersi, saat itu saya cuma bilang tenang pah semua sudah beres. Saya datang ke bagian administrasi dan membayar uang muka,agar ayah saya dapat melakukan ronsen dan cek jantung. Setelah semuanya selesai lalu ayah saya melakukan  operasi. Operasi dimulai pukul 10.Begitu banyak rekan-rekan ayah saya yang menunggu operasi berlangsung. Akhirnya operasipun berlangsung dengan lancar dan selesai pukul 11 malam itu juga. PUJI TUHAN. 

Tetapi selama operasi berlangsung yang saya lakukan hanya berdoa disebuah ruangan, karena saat itu yang saya gumulkan adalah bagaimana biaya operasi ayah saya? Saat itu saya benar-benar bingung. Saat itu saya hanya menyerahkan masalah ini semua pada Allah, belajar untuk percaya kalau Tuhan akan mencukupi segala sesuatunya,serta menguatkan hati di depan keluarga dan semua orang lainnya. Setelah ayah saya selesei melakukan operasi, maka kami harus menghantarkan ayah saya ke ruangan perawatan. Setelah semua selesei saya dan ibu saya pulang ke rumah sekitar pukul 12.30. Tiba dirumah saya langsung beristirahat karena saat itu saya lelah sekali.
Dan keesokan harinya tepat hari sabtu saya harus kembali ke rumah sakit kembali untuk menemani ayah saya.  Setibanya saya di rumah sakit ada seorang ibu pekerja dirumah sakit tersebut, dia adalah seorang pekerja bagian administrasi, dia membawa selembar kertas yang berisi perinciaan biaya sementara perawatan ayah saya, pertama saya kaget dengan biaya yang tecantum di kertas tersebut, saya berpikir biaya tersebut baru biaya perawatan saja, tapi ternyata setelah saya baca baik-baik ternyata biaya itu sudah termasuk biaya operasi. Saya terdiam, karena menurut saya biaya tersebut diluar perkiraan yang dokter bilang kemarin malam. Saya melihat biaya pembayaran untuk dokternya sangat murah sekali dan saya bertanya kepada ibu tersebut ”ini tidak salah bu?”, ibu itu bilang ”tidak, ibu kan pasien pribadinya dokter.”. Saya kaget dan terdiam, karena saya sama sekali tidak mengenal dokter tersebut. Akhirnya saya mengucapkan terimakasih kepada ibu tersebut dan kembali kekamar, sambil berkata ”Thanks Lord, Engkau baik.”

Tiba sore harinya sang dokter masuk keruangan ayah saya dan memeriksanya kembali. Saya melihat dan berkata dalam hati ”Oh ini dokter yang baik hati itu?”. Memang dokter tersebut kelihatan baik dan sangat rendah hati, karena saya sempat berbicara dengannya untuk mengucapkan terimakasih. Sepanjang hari itu hati saya penuh dengan ucapan syukur, saya benar-benar berterimaksih kepada Tuhan untuk rumah sakit yang tepat, untuk dokter yang tepat yang Allah berikan untuk ayah saya dan kami sekeluarga. Sepanjang hari sabtu sampai hari minggu banyak sekali orang yang berkunjung, mulai dari anak muda sampai orang tua, saya sangat bersyukur untuk dukungan yang diberikan oleh mereka semua itu semua memberikan kekuatan kepada kami sekeluarga dan menambah nilai dari kesaksian saya. Sehingga pemulihan ayah saya cukup cepat.

Akhirnya pada hari senin sore saya melihat kondisi ayah saya yang sudah jauh semakin pulih akhirnya saya memutuskan membawa ayah saya pulang ke rumah. Sebelumnya saya membereskan biaya yang masih kurang yang harus kami lunasi, tapi Allah benar-benar menyediakannya tepat pada waktunya. Setelah beres semua suster memberikan obat-obatan yang perlu dibawa. Lalu security mengantarkan kami ke pintu keluar. Ayah saya terlihat sukacita sekali. 

Akhirnya kami tiba dirumah, adik saya semua terlihat bahagia melihat ayah saya kembali kerumah. Banyak pelajaran yang saya dapatkan dengan peristiwa tersebut, bahwa Allah sangat memelihara keluarga kami,bahwa kasih Tuhan itu selalu baru setiap hari.Kasih Allah selalu baru untuk setiap permasalahan yang keluarga kami alami. Dia adalah Allah yang setia Dia tidak pernah membiarkan kita bergumul sendirian. Dia kan mengirimkan orang-orang yang tepat untuk bisa memberkati kami sekeluarga. 

Akhir dari kesaksian saya , saya mengucapkan terimaksih untuk kebaikkan dan pemeliharan Tuhan Yesus Kristus yang sudah mati di kayu salib untuk keluarga kami. Saya berterimakasih untuk orang-orang yang sudah mendukung, serta teman-teman saya secara khusus atas semua dukungan dan motivasinya. Terimakasih Tuhan Yesus memberkati.
 
Sumber : Roti Hidup



Terberkati dengan artikel diatas?
Ayo dong share ke sahabat yang lain dengan meng-klik tombol share dibawah ini.